Enjoy Your Journey

Umrah Mandiri Ternyata Tidak Semurah yang Kamu Pikir! Ini Fakta Aslinya

Sahabat Abusiraj, dalam beberapa waktu terakhir, kita melihat sebuah fenomena baru yang ramai dibicarakan di media sosial: Umrah Mandiri. Terlebih lagi, fenomena ini mendapatkan landasan hukum setelah disahkannya Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2025, yang merevisi UU sebelumnya dan secara resmi membolehkan jemaah berangkat umrah secara mandiri tanpa melalui PPIU (Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah).

Meskipun demikian, bagi sebagian rekan PPIU, ini dilihat sebagai “ancaman.” Kekhawatiran muncul, apakah jemaah akan beralih dan tidak lagi menggunakan jasa travel?

Namun, rezeki tidak akan tertukar. Legalitas umrah mandiri adalah sebuah pilihan baru bagi jemaah. Namun, sebelum kita memutuskan mana yang terbaik, kita perlu “menyamakan persepsi” terlebih dahulu.

Benarkah Umrah Mandiri Pasti Lebih Murah?

Pertanyaan yang paling sering muncul adalah soal biaya. Benarkah umrah mandiri lebih murah?

Jawabannya: Ya, biayanya bisa lebih murah, TAPI…

Kita harus paham dulu apa yang kita bayar.

Umrah mandiri pada dasarnya adalah mem-BAP (Biaya Atas Perhatian) sendiri semua kebutuhan. Biaya yang terlihat murah itu biasanya hanya mencakup 3 komponen besar:

  1. Tiket Pesawat
  2. Hotel
  3. Visa

Yang sering dilupakan adalah “perintilan-perintilan” yang justru merupakan inti dari sebuah layanan. Saat Anda berangkat mandiri, Anda tidak membayar untuk layanan.

Realitas “Mengurus Sendiri”

Dalam berbagai diskusi, seringkali ditekankan bahwa umrah mandiri bukan untuk semua orang. Opsi ini lebih sesuai bagi segmen jemaah tertentu yang sudah siap dengan segala kondisinya. Lantas apa realitas dari “mengurus sendiri” (mandiri)?

  • Transportasi: Jemaah harus mencari transportasi sendiri dari bandara ke hotel. Tanpa pemahaman medan, ada risiko bertemu “mafia taksi” di Jeddah atau Madinah.
  • Logistik: Tidak ada bantuan untuk mengangkat koper, mengurus check-in di bandara, atau memastikan ketersediaan bus.
  • Akomodasi: Jemaah harus check-in hotel sendiri. Pengalaman menunjukkan, booking hotel via online yang sudah dibayar terkadang tidak terdaftar di resepsionis. Ini menjadi masalah besar jika jemaah tidak bisa berbahasa Arab atau Inggris, mengingat mayoritas resepsionis hotel di sana tidak bisa berbahasa Indonesia.
  • Konsumsi: Paket mandiri umumnya tidak termasuk makan. Jika dihitung, biaya makan 3 kali sehari (misalnya 60 Riyal) selama 10 hari bisa mencapai sekitar Rp 2.700.000.
  • Risiko & Kendala: Jika terjadi masalah (misalnya sakit, booking tidak terdaftar, atau masalah imigrasi), jemaah harus menyelesaikannya sendiri.
  • Tiket: Untuk mendapatkan tiket murah, jemaah mandiri seringkali harus mengambil rute yang “muter-muter” (transit berkali-kali), yang dapat sangat melelahkan dan memakan waktu.

Nilai Sebuah Layanan (Paket Travel)

Di sinilah letak perbedaan fundamental dengan paket travel (PPIU).

Ketika mendaftar melalui travel, jemaah bukan hanya membeli tiket dan hotel. Yang dibayar adalah sebuah jaminan layanan dan ketenangan dalam beribadah.

Biaya yang Anda bayarkan ke travel sudah mencakup semua “perintilan” tadi:

  • Penjemputan: Jemaah akan dijemput di bandara.
  • Logistik: Koper diurus, kamar hotel sudah disiapkan kuncinya.
  • Konsumsi: Makan 3 kali sehari sudah terjamin.
  • Bimbingan: Tersedia mutawif yang membimbing ibadah.
  • Manajemen Risiko: Jika jemaah sakit atau menghadapi masalah hotel, travel yang bertanggung jawab mengurusnya.

Tugas jemaah yang menggunakan travel hanya satu: Tinggal konsentrasi untuk ibadah saja.

Jadi, Pilih yang Mana?

Setelah kita menyamakan persepsi, kini pilihannya kembali kepada Anda.

Umrah Mandiri COCOK bagi jemaah yang:

  • Sudah sering traveling ke luar negeri.
  • Melek digital (paham cara booking tiket, hotel, dll.).
  • Sehat, kuat fisik, dan mandiri.
  • Paham regulasi imigrasi.
  • Siap menanggung segala risiko dan konsekuensi yang muncul seorang diri.

Umrah Paket Travel (PPIU) COCOK bagi jemaah yang:

  • Menginginkan fokus beribadah dengan tenang tanpa memikirkan urusan logistik.
  • Tidak terbiasa dengan teknologi (gaptek) dan tidak ingin repot.
  • Membawa orang tua (lansia) yang membutuhkan pelayanan ekstra.
  • Belum pernah ke luar negeri dan ingin menghindari risiko.
  • Menghargai sebuah layanan, kenyamanan, dan jaminan bimbingan.

Adanya pilihan umrah mandiri ini adalah sebuah fenomena yang melengkapi kebutuhan segmen jemaah yang berbeda.

Pilihlah yang paling sesuai dengan karakter, kemampuan, dan kebutuhan Anda.

 

Leave your comment

Please enter comment.
Please enter your name.
Please enter your email address.
Please enter a valid email address.